Beberapa waktu belakangan ini saya ngerasa semesta yang biasanya selalu oke semakin jadi oke. Kenapa? Setelah Sabtu minggu lalu saya dikasih kesempatan buat ikutan workshop book binding nya Mbak Tarlen, Sabtu kemaren tak disangka tak dinanya Mbak Ria Papermoon dari Papermoon Puppet dateng ke kampus saya. Ngasi kuliah akhir pekan. Wohoooooo bak dapet durian runtuh saya seneng banget..seneng bukan kepalang lalalala yeyeyeyeye
Udah lama saya naksir sama project Puppet Theater nya Papermoon Puppet, dan penasaran banget pengen bisa nonton langsung pentasnya. Dan seperti sesuatu yang secara gak sengaja terhubung..dulu saya pertama kali tau tentang Papermoon gara-gara saya iseng blog walkin' ke Blognya Mbak Tarlen . Kebetulan pada waktu itu Mbak Tarlen lagi posting tentang proyek bikin notebook buat merchendisenya Papermoon Puppet, terus karena saya penasaran sama apa yang namanya itu Papermoon Puppet mulailah saya melanglang buana *tsaaah ngulikin tentang Papermoon Puppet di dunia maya. Dari situ saya jadi jatuh cinta sama proyek-proyek yang Papermoon Puppet lakukan. Setiap detail sebelum, saat, dan sesudah pementasan yang selalu mereka kerjakan dengan apik. Dan secara gak sengaja pula Semesta mengijinkan saya ketemu orang-orang kece ini selama 2 minggu berturut-turut. Lucky me, rite? Ehehehehe
Kuliah akhir pekan kemaren dihadiri hampir sekitar 50an peserta dari berbagai later belakang. Meskipun sebenernya yang banyak dateng anak-anak kampus juga sih. Hehehehe. Selama 2 jam lebih Mbak Ria menjelaskan apa itu Papermoon Puppet, cerita dibalik berdirinya Papermoon Puppet, tenntang proyek-proyek yang mereka kerjakan dan banyaaaaak lagi. Jujur selama 2 jam lebih saya dan temen-temen saya melongok-longok, terperangah, ternganga *uopooo sama Mbak Ria, apa yang ada di pikiran Mbak Ria, apa yang Mbak Ria dan teman-temannya kerjakan. Tentang setiap konsep yang selalu mereka pikirkan dengan cermat, riset yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, detail yang luar biasa yang dilakukan "hanya" untuk sebuah pertunjukan boneka.
Hal yang paling saya inget dari kuliah akhir pekan kemarin adalah waktu Mbak Ria menceritakan tentang cerita di balik pertunjuka nya yang berjudul Setjangkir Kopi dari Plaja yang menceritakan tentang kisah nyata seorang pemuda Indonesia bernama Widodo yang dikirim buat bersekolah di Rusia dan berjani akan menikahi tunangannya saat dia kembali. Tapi sebelum masa pendidikannya selesai, terjadilah peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan dia kehilangan kewarganegaraan dan tidak bisa pulang selama berpuluh-puluh tahun. Selama 40 tahun Widodo tetap memegang teguh janjinya kepada kekasihnya dan hingga umurnya yang ke 71 tahun memilih untuk tidak menikah. Meskipun ternyata belakangan diketahui sang tunangan sudah berkeluarga dan memimiliki 4 orang cucu, tapi Widodo atau yang biasa dipanggil pak Wi mengaku turut berbahagia. Hhhhhh...waktu Mbak Ria menceritakan tentang kisah ini jujur kita semua pada diam, dan tanpa terasa air mata ini menetes di pipi *uhuhuhu tisu mana tisu.
 |
| Ini dia 'Pak Wi' |
 |
| Dapet tanda tangannya Mbak Ria juga dooong saya ehehehe |
Kita dapet banyak sekali hal yang luar biasa menginspirasi dari kuliah akhir pekan kemarin. Tentang bagaimana caranya menikmati hidup namun tetap peduli dengan keadaan sekitar, menikmati pekerjaan, dan selalu berbagi ilmu kepada sesama.
 |
| Horeeee bisa foto bareng sama mbak Ria.. =D *apaaa..saya tambah bulet? enggak kok saya gak tambah bulet itu cuma efek kamera. Trims ehehehe |
Terima kasih banyak Mbak Ria atas inspirasi luar biasa yang sudah dibagi ke kita. Semoga kita bisa ketemu lagi di lain kesempatan. Semoga saya bisa nonton pentasannya baik di Jogja ataupun di Surabaya >,<b ehehehehe
With Love,
Mita =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar